Terharu sekaligus bangga ketika membaca artikel di salah satu portal di www.kompasiana.com. Artikel ini ditulis oleh Rani Kirana salah satu anggota forum kompasiana. Untuk lebih jelasnya silakan baca artikel berikut ini:
Saya sedikit merasa tetampar hari ini. Ketika seorang teman dengan alis sedikit di angkat, bibir tersenyum enggan, dan mata keheranan berkata “Kamu pramuka? Masih ada ta yang mau??” Sambil ber “ah oh” ria dia ngangguk-ngangguk sendiri padahal saya gag ngomong apa-apa. Saat itu saya tidak menjawab apa-apa, cukup dengan senyum sambil berkata “he…eh”. Tetapi hal ini kemudian membuat saya berfikir, sebegitu “freak” nya kah menjadi seorang Pramuka?
Di jaman sekarang? Mahasiswa pula?
Melalui tulisan saya ini, ketika ada yang bertanya “kenapa masih mau ikut Pramuka”, maka saya akan menjawab “kenapa tidak?”
Saya seorang pramuka dan saya tegaskan bahwa tidak ada yang salah dengan menjadi seorang Pramuka.
Saya ikut bergabung, kenal dengan yang namanya pramuka sejak saya berumur 8 tahun, sejak kelas 3 SD karena saat itu di sekolah saya SDN Sompok Semarang mewajibkannya.
Dan sejak saat itulah saya jatuh cinta pada pramuka….
Saya jatuh cinta pada suasananya.
Saya jatuh cinta pada berkemah.
Saya jatuh cinta pada kekeluargaannya.
Saya jatuh cinta pada tepuk-tepuknya.
Saya jatuh cinta pada semua hal yang telah di ajarkan pada saya.
Mereka yang tidak tahu, memandang Pramuka sebelah mata, karena mereka tidak pernah benar-benar ikut masuk ke dalamnya. Mereka tidak pernah merasakan dididik sebagai seorang Pramuka. Tetapi saya juga tidak menyalahkan jika ada yang berpandangan seperti itu karena mungkin mereka mengenal Pramuka dari satu sisi saja. Anggapan bahwa Pramuka sudah kuno dan ketinggalan jaman mungkin ada benarnya juga, kegiatan yang monoton dan itu-itu saja akhirnya membuat orang bosan. Tetapi jangan salah, saya beberapa kali “bekerja” bersama dengan orang-orang yang berasal dari Pramuka dan yang tidak berasal dari Pramuka. Hasilnya, hampir sebagian besar orang yang benar-benar pernah merasa di didik oleh Pramuka akan lebih cekatan, lebih peka, dan lebih mandiri. Ini terjadi karena memang di Pramuka kami dibiasakan untuk melakukan hal-hal seperti itu. Bayangkan saja, bagaimana tidak kita jadi mandiri kalau kita harus berkemah di alam terbuka, makan seadanya, masak sendiri, tidur beralaskan tikar, dan berbagi tempat dengan teman-teman yang lain?
Saya dididik dari Pramuka, saya rasakan dan saya sadari benar manfaatnya. Dulu, ketika saya kecil, saya adalah seseorang yang pemalu. Saya tidak berani bicara di depan orang banyak, kalau disuruh maju ke depan kelas, tangan saya gemetar dan tidak tahu harus apa. Saya juga dulu sangat egois, pengen menang sendiri, tidak mau share sama orang lain, tapi semua itu berubah ketika saya mengenal Pramuka.
Di pramuka saya diajarkan tidak juga materi tapi juga etika.
Bagaimana cara menghargai diri sendiri dan orang lain.
Bagaimana cara agar berani tampil di depan orang banyak.
Bagaimana cara disiplin.
Bagaimana bisa jadi orang yang teratur.
Bagaimana jadi mandiri.
Bagaimana cara kuat.
Dan dari pramuka saya di ajari bagaiman cara menemukan mimpi saya. Mungkin gag banyak yang tahu tentang itu, yang diketahui hanya Pramuka itu tepuk-tepuk, semaphore morse, baris berbaris, dll….
Halooooooooo??????
Itu hanya salah satu dari sebagian kecil metode pengajarannya saja. Dan asal tahu saja, Pramuka bukan hanya itu saja.
Di pramuka juga diajarkan organisasi, memecahkan masalah, bekerja sama, menghargai orang lain, dan yang paling penting adalah bagaimana cara memaksimalkan potensi yang kita miliki.
Bahkan sekarang telah dicanangkan Revitalisasi Gerakan Pramuka, dimana Pramuka sudah mulai berwarna beda, tanpa mengurangi nilai-nilai yang ditanamkan ke anak didiknya. Hebatnya lagi Pramuka adalah satu-satunya organisasi yang mendunia, dipunyai oleh semua negara di dunia, diakui secara internasional.
Jadi dengan Pramuka kita juga bisa jalan-jalan kok, ke luar kota, ke luar pulau, bahkan ke luar negeri secara gratis! Bisa menambah temen, nambah link, nambah ilmu, nambah pengalaman,,,
Hebat Kan?
Tentu saja.
Jadi, tidak ada alasan untuk tidak bangga jadi Pramuka.
Saya sangat miris, ketika teman-teman yang juga sampai sekarang masih jadi Pramuka (atau pakai seragam Pramuka), justru malu mengakui kalau dia adalah seorang Pramuka.
Bagaimana orang lain bisa punya anggapan positif tentang pramuka kalau anggota sendiri malu mengakui?
Ya kan? Ya kan? Ya kan???
Jadi buat temen-temen yang sekarang masih setia jadi Pramuka, ayo kita tunjukkan kalau Pramuka juga berwarna, tidak hanya coklat muda dan coklat tua. Tunjukan bahwa ada banyak karya yang bisa dihasilkan sebagai seorang Pramuka. Berbagi pada sesama, berbakti pada negara!
Pramuka itu jiwa, bukan pakaian.
SAYA PRAMUKA DAN SAYA BANGGA
0 comments :
Posting Komentar